Janganlah Bergantung kepada selain Allah SWT, agar Kamu tidak Bersedih
Jika kamu membaca sejarah hidup dan biografi para ulama, umara, khalifah, raja, menteri, dan para pahlawan sepanjang sejarah, baik mereka termasuk orang-orang shalih ataupun bukan, maka dengan pasti kamu bisa mengetahui bahwa setiap orang yang bergantung kepada Allah SWT, berpegang teguh dan mendekat kepada-NYA dengan amal shalih, niscaya Allah SWT akan mengangkat derajatnya dan membuatnya mulia tanpa adanya nasab, harta, kedudukan, dan pangkat. Lihatlah Bilal! Sebelumnya ia adalah budak dari Ethiopia yang tidak ada nilainya. Akan tetapi, Allah SWT telah memuliakannya dengan Islam, mengangkat derajatnya, dan menjadi salah satu muadzin Rasulullah SAW. Siapakah Salman Al-Farisi? Setelah ia menjadi penjaga api suci bagi pemeluk agama Majusi, Allah SWT lalu memuliakannya dengan nikmat Islam, sehingga Rasulullah SAW bersabda tentang ia, ”Bagi kami, Salman adalah ahli bait.” (Hadits Dha’if).
Lihatlah Shuhaibar-Rumi yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan nikmat Islam. Ia menyerahkan seluruh jiwa raganya. Bahkan, ia rela meninggalkan seuruh hartanya diambil oleh orang-orang musyrik, untuk bisa hijrah ke kota Madinah. Rasulullah SAW bersabda tentang Shuhaib, “Jual beli Shuhaib untung besar, jual beli Shuhaib untung besar.” (Hadits Shahih menurut Al-Albani). Contoh yang seperti ini sangatlah banyak.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak bergantung kepada Allah SWT, maka Dia menjadikan itu sebagai sebab turunnya adzab dan kesengsaraan mereka. Lihatlah Fir’aun yang bergantung kepada kerajaannya, maka hal itu menjadi sebab kecelakaannya. Lihatlah Haman yang bergantung pada jabatan menterinya, maka itu menjadi lantaran kesengsaraannya. Lihatlah Qarun yang bergantung pada hartanya, maka ia digambarkan di dalam Al-Qur’an sebagaimana berikut:
“Maka, kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah SWT. dan, tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS : Al-Qashas [28] : 81).
Lihatlah Umayyah bin Kahalf yang bergantung pada perdagangannya, maka ia tidak bisa melewati jalan hidayah. Lihatlah Abu Lahab yang bergantung pada nasabnya, begitu juga Abu Jahal yang bergantung pada pangkat dan kedudukannya. Lihatlah pula contoh-contoh yang lain. Sungguh contoh untuk kasus semisal ini sangatlah banyak.
Dan, semuanya menunjukkan bahwa orang yang bergantung kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memuliakannya. Sebaliknya, orang yang tidak bergantung kepada-NYA, maka Dia menjadikan hal itu sebagai lantaran adzab dan kecelakaannya.
Disalin dari buku “Sesuatu yang Kamu Tanam akan Kamu Panen” oleh Mahmud Al-Mishri, Penerbit NAJAH Yogyakarta Desember 2011 (www.divapress-online.com).
Komentar
Posting Komentar