Empat hal yang harus ada pada Diri Manusia
Bersyukur kita kepada Allah, atas anugerah dan nikmatnya yang Allah berikan kepada kita semua, marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kita kepada Allah, yang hakikat taqwa itu adalah melakukan ketaatan kepada Allah. Pertama kita tidak melakukan maksiyat kepada-Nya yang kedua taqwa itu adalah bagaimana kita selalu ingat kepada Allah dan tidak melupakannya dan yang ketiga adalah kita senantiasa bersyukur dan tidak menjadi kufur akan nikmat Allah.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad Bin Hambal yaitu:
Ada empat sifat yang apabila semuanya ada pada dirimu, maka tidak akan menjadi sebab kalian ditimpa kesusahan, empat sifat tersebut adalah:
- Menjaga Amanah
- Bicara jujur
- Berakhlak mulia
- Senantiasa menjaga kesucian
Berdasarkan hadist tersebut diatas memegang teguh amanah itu adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup ini, sekali saja orang tidak amanah, maka orang lain sulit untuk mempercayai kita, berbuat jujur dan tidak melakukan dusta dalam pergaulan di masyarakat, apapun posisi dan status sosial seseorang tentu kita harus menjaga diri dari sifat-sifat yang akan mengotori diri kita semua.
Serta senantiasa menjaga kesucian artinya adalah:
- Pertama : Membersihkan diri kita dari keburukan akhlak
- Kedua : Membersihkan diri dari kotoran penyakit hati
- Ketiga : Membersihkan diri dari perilaku dan perbuatan jahiliyah
Dalam Surat Yunus ayat 57 Allah SWT berfirman :
"Wahai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat dan pelajaran (Al-Qur'an) dari RabbMu, penyembuh dari penyakit-penyakit dalam dada (dalam hati manusia) dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman".
Bagaimana kiat untuk membersihkan hati, dan mengembalikan kepada fitrah, yaitu 3(tiga) hal penting yang harus kita lakukan :
- Pertama : Berdo'a kepad Allah
- Kedua : Menghilangkan Al-Ghaflah (Kelalaian)
- Ketiga : Melakukan Tazkiyatun Nafs (pensucian jiwa) yaitu senantiasa Tawaddu' di jalan Allah
Syekh Abdurrahman As-Sa'di mengatakan bahwa Allah SWT menjadikan akal kepada manusia adalah :
- Agar manusia cenderung menganggap baik pada kebenaran
- Agar manusia cenderung menganggap buruk segala yang bathil
- Karena dalam hukum islam kata beliau, apa yang ada dalam hukum islam/syariat Islam baik yang lahir maupun yang bathin Allah telah menjadikan pada hati semua makhluknya, kecenderungan untuk menerimanya, maka Allah menjadikan di hati mereka rasa cinta kepada kebenaran dan selalu mengutamakannya, itulah hakikat fitrah yang disebutkan dalam ayat tersebut.
Akan tetapi masih ada daripada sebagian manusia, memutar balikkan penafsiran ayat Al-Qur’an yang sangat mulia tersebut, dimana sesuatu yang sudah jelas kebathilannya, malah itu yang dianggap sesuatu yang haq, dibelanya mati-matian, begitu yang lainnya sesuatu yang jelas-jelas hukum haram maka yang haram itu tetap dikerjakannya, dan dianggap sesuatu yang biasa-biasa saja, sehingga ada ungkapan yang menyesatkan “jangankan yang halal, yang haram saja sulit untuk mencarinya”, kenapa hal tersebut bisa terjadi, padahal misalnya pelakunya adalah seorang yang tahu di agama, seorang pejabat, seorang pemimpin, seorang wakil rakyat, dan atribut sosial lainnya, hal tersebut disebabkan karena mereka tidak menggunakan akal sehatnya, akan tetapi akal yang Allah berikan kepada manusia, yang mana manusia dengan akal pikirannya sesungguhnya dapat membedakan antara haq dan bathil, yang halal dan yang haram, yang sunnah dan yang bid’ah, yang tauhid dan yang syirik, akal fikiran yang sehat ini tidak di gunakan sebagai mana mestinya, akan tetapi selalu di gunakan untuk mengakal-akali, sehingga yang haram dijadikan yang halal, yang bathil di jadikan yang haq, yang bid’ah dikerjakan, yang sunnah malah ditinggalkan, itulah potret kehidupan manusia.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah bersabda yang artinya Semua bayi yang (baru lahir) dilahirkan diatas fitrah (cenderung kepada Islam) lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikan orang Yahudi, Nashrani atau Majusi.
Dari ‘Yadh Himar al-Majusy, bahwa Rasulullah bersabda: (Allah berfirman) sesungguhnya Aku menciptakan para hambaku, semua dalam keadaan hanif (lurus dan cenderung kepada kebenaran) dan sungguh kemudian syaithan mendatangi mereka, lalu memalingkan mereka dari agama mereka.
Semoga bermanfaat.
Dikutip dari : Kumpulan Khutbah Jum'at Inspiratif karya H. Khairul Anam, SH., MKes, Pentingnya Kesehatan dalam Perspektif Al-Qur'an, Barko Group, Pondok Pesantren Darul Hikmah Dusun Blebakan Desa Nglumpang Kec. Mlarak Kab. Ponorogo Jawa Timur, 63472 - Telp. (+62) 85645805058 / (+62) 81336988757; Email: barkogrup@gmail.com
Silahkan download link pdf e-book di sini.
Komentar
Posting Komentar